Banjir Melanda Australia,Terparah sejak 100 tahun terakhir

Bencana Banjir Terparah sejak seratus tahun terakhir, melanda Australia bahkan wilayah yang diterjang Banjir mirip tsunami ini semakin meluas. Air bergulung setinggi 2 meter sampai 5,5 meter menyapu apapun yang di lewatinya, dan memaksa warga mengungsi untuk menghindari bertambahnya jumlah korban yang semakin bertambah.

Setidaknya 20 orang sudah dinyatakan tewas sementara ratusan lainnya hilang akibat bencana ini.
Pertokoan maupun perkantoran terpaksa meliburkan seluruh karyawannya karena gedung-gedungnya terendam air, dan pemerintah Australia menyatakan Darurat Bencana mulai 12 Januari 2011 yang lalu.
Banjir yang melanda Benua ini sudah dimulai sejak awal Desember Tahun lalu dan hingga kini belum juga mereda. Berikut ini Kronologisnya:
 Desember 2010
Kota Melbourne Australia, pada 1 Desember 2010 lalu  nyaris lumpuh akibat banjir yang tiba-tiba saja melanda. Bandara Melbourne sendiri menjadi wilayah yang paling parah terimbas banjir ini.
Badan Meteorologi Australia sampai harus mengeluarkan peringatan banjir mendadak yang dapat melanda kapan saja.

"Hujan deras diperkirakan akan mencapai puncaknya saat warga baru pulang ke rumah dari kantor. Kondisi ini dapat menimbulkan banjir kilat yang tentunya dapat menimbulkan masalah," ungkap pejabat Badan Meteorologi Australia, waktu itu seperti dikutip News.com.au, Rabu (1/12/2010).

Dinas Keadaan Darurat Australia (SES) mengaku mendapatkan 80 telepon permintaan pertolongan, dari wilayah Lilydale dan Croydon.   

Juru bicara SES Jilly Charlwood mengatakan pihaknya menerima lebih dari 80 telepon permintaan pertolongan dari Croydon dan 18 telepon dari Lilydale. Umumnya meminta bantuan setelah banjir kilat melanda.
  
Sepekan kemudian ribuan penduduk Australia terlantar dan sejumlah penduduk lainnya dievakuasi ketika air banjir merendam kota New South Wales, Australia, 6/12/2010
Daerah yang ada di bagian tenggara Australia itu telah ditetapkan sebagai wilayah bencana alam seiring dengan meluapnya sungai sehingga membanjiri jalan raya. Permukaan air masih akan terus bertambah tinggi dan memaksa pemerintah setempat menutup akses jalan raya.

"Saat ini kami mengantisipasi kemungkinan banjir susulan dan bertambah tingginya permukaan air. Kami memperkirakan dalam beberapa hari ke depan aliran air akan mengarah ke barat," Seperti dikutip premier kota New South Wales Kristina Keneally, dari AFP, Senin (6/12/2010).

Dinas Pelayanan Darurat Kota melaporkan sekira 4.000 penduduk masih terisolasi di wilayah tempat tinggalnya dan 1.500 penduduk lainnya telah dievakuasi.

"Total dari 34 titik di New South Wales telah ditetapkan sebagai wilayah bencana," ujar Keneally lagi. Dari jumlah tersebut, 17 titik diantaranya telah ditetapkan sebagai wilayah bencana sejak beberapa hari lalu.

Walikota Wagga Wayne Geale mengatakan ini adalah bencana banjir terburuk yang pernah dilihatnya sejak tahun 1974.

"Ini akan menjadi lebih buruk dari tahun 1974 ketika banjir besar terjadi. Pada saat itu tanggul sungai hampir jebol," pungkas Geale.
 Januari 2011

Mulai Senin (4/1/2010) Pemerintah Australia menyatakan keadaan darurat bencana, menyusul bencana banjir yang melanda wilayah tenggara Australia.
Sebelumnya 1.200 warga di Coonamble, New South Wales terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah Sungai Castlereagh mencapai tingkat tertingginya yakni 5,14 Meter. Badan Meteorologi Australia memperkirakan jika permukaan air sungai tersebut mencapai angka 5,5 Meter kemungkinan besar dapat meluap dan menenggelamkan ribuan rumah yang berada di sekitar sungai tersebut.

Namun menurut pejabat setempat ancaman meluapnya sungai tersebut mulai menurun pada pagi hari ini. Badan Meteorologi Australia mengambil kesimpulan jika tingginya level permukaan air sungai Castlereagh telah mencapai pada puncaknya. Demikian diberitakan AFP, Senin (4/1/2010).

Hujan deras telah melanda beberapa bagian wilayah Australia sejak pekan lalu. Curah hujan tinggi ini terjadi usai badai tropis Laurence melanda wilayah Australia beberapa waktu lalu. Beberapa kota bahkan terputus akses wilayahnya, meskipun tidak ada korban jiwa dilaporkan dalam kejadian ini.

Gubernur New South Wales Kristina Keneally sendiri sudah mengumumkan wilayah darurat bencana di beberapa kota seperti Coonamble. Kondisi ini memudahkan aliran bantuan bagi ratusan penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani tersebut.
Sampai saat ini banjir masih terus meluas, air tampak mengepung seluruh wilayah Kota Brisbane, Australia hari ini.Rabu (12/1/2011).  Banjir sepertinya telah melanda lebih dari 30 ribu rumah di wilayah tersebut, sementara korban tewas bertambah menjadi 12 jiwa.
Ribuan orang dilarikan ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, sementara kota Brisbane sendiri relatif  seperti kota hantu karena ditinggalkan penduduknya. 

Kondisi ini disebabkan aliran dari dua sungai terbesar di kota tersebut meluapkan isinya. Akibatnya kota terbesar ketiga Australia ini, dilanda banjir paling parah sejak tahun 1893 lalu.

Tidak cukup dengan banjir yang memenuhi wilayah mereka, warga juga dihadapkan tidak tersedianya pasokan listrik. Beberapa warga pun terpaksa terus dievakuasi melalui bantuan perahu karena medan yang sulit dilalui dengan cara konvensional.

"Kami dihadapkan pada banjir yang terjadi setiap 100 tahun sekali. Pemerintah akan mempersiapkan diri menghadapi volume air yang lebih besar yang akan menghantam dan mengancam ribuan bangunan," ungkap Premier Queensland Anna Bligh seperti dikutip AFP, Rabu (12/1/2011).

Lebih dari 50 wilayah pinggiran Kota Brisbane dan 2.100 jalan raya akan dipenuhi oleh air, saat Sungai Brisbane meluap. Sedangkan level air sendiri diperkirakan akan mencapai ketinggian 5,5 meter pada hari Kamis 12 Januari.
 
Indonesia mengirim Bantuan
 
Melihat kondisi Australia yang semakin memburuk karena Banjir yang melanda tak henti-hentinya, seluruh Negara didunia segera memberikan Bantuan,termasuk Indonesia

Dalam keterangan pers yang dikirim oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Pemerintah Indonesia memberikan bantuan dana sebesar USD1 Juta atau sekira Rp9,03 miliar (Rp9.038 per dolar) kepada Pemerintah Australia dalam mengatasi bencana banjir yang terjadi di Queensland, Australia.

Instruksi Presiden RI, mengenai pemberian bantuan ini telah disampaikan langsung oleh Menlu RI, Dr. Marty M. Natalegawa kepada Menlu Australia, Kevin Rudd melalui pembicaraan pertelepon pagi ini tanggal 12 Januari 2011.

Bantuan dana sebesar 1 juta dolar AS diberikan kepada Pemerintah Australia, melalui Queensland Premiere’s Disaster Relief Appeal Fund yang dibentuk Pemerintah Queensland untuk membantu dan meringankan beban yang dihadapi para korban bencana banjir dan keluarganya. 
 
Bantuan ini, selain merupakan manifestasi dari hubungan baik kedua negara yang selama ini telah terjalin, namun juga sebagai bentuk solidaritas dan simpati  yang ditunjukkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. 

Kedua negara selama ini telah saling membantu dalam menghadapi bencana alam. Pemerintah Australia telah memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia ketika Indonesia ditimpa bencana Mentawai dan Gunung Merapi. Demikian dalam keterangan pers yang dikirim kepada media di Jakarta, Rabu (12/1/2011).

Sebaliknya Pemerintah Indonesia juga telah memberikan bantuan saat terjadi bencana kebakaran hutan di negara bagian Victoria pada tahun 2009.

Source: Berbagai Sumber

Silahkan Baca Info Terkait