Tantangan sains: Siapa mampu Membuat Crop Circle

Crop Circle
Crop Circle Sleman ( CSS ), begitu kira kira istilah yang kini di gunakan untuk menyebut fenomena gambar Simetris yang muncul diarea pesawahan daerah Gunung Suru, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Crop Circle merupakan fenomena yang muncul sejak abad ke 17, istilah Crop circle pertama kali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, sawah dan kebun bunga. seperti terjadi di Sleman Yogyakarta diareal sawah.
Kesimpulan Ahli, Mentah

Berbagai kesimpulan dan pendapat dari banyak kalangan termasuk LAPAN, BETA-UFO, Komunitas UFO, dan lainnya, menyatakan fenomena Crop Circle di Sleman dibuat oleh tangan manusia dan bukan oleh UFO seperti diyakini sebagian masyarakat setempat.

Tetapi, hampir semua kesimpulan itu belum didasari bukti-bukti yang akurat dan masih sebatas dugaan. 

Mungkin karena tidak adanya alat yang bisa membuktikan pendapat para " Ahli"  tersebut, atau memang tidak ada biaya untuk observasi ke lokasi, seperti dilakukan LAPAN yang ogah datang kelokasi dan cukup meyakini gambar yang dilihat dikomputer sebagai referensi membuat kesimpulan.

Jejak Lumpur sawah dan mesin terbang

Setidaknya, bagi saya yang seringkali turun ke area sawah, saya tahu betul bagaimana kondisi tanah  dan tanaman di sawah. Jangankan untuk menggambar dengan merubuhkan tanaman, untuk berjalan saja, misalnya memupuk, susahnya minta ampun karena tanahnya lembek dan kaki bisa amblas kedalam lumpur sampai sebawah lutut. Kalaupun tanahnya kering tetap amblas sampai mata kaki.

Jadi, misalnya benar Crop Circle di Sleman di buat manusia, maka harus ditemukan jejak kaki, atau setidaknya, lumpur bekas telapak kaki yang tertinggal di pematang ketika sang penggambar itu pergi meninggalkan area, apalagi konon dilakukan malam hari, Kecuali jika si Penggambar atau pembuat Crop Circle itu bisa terbang.

Jika sang Penggambar itu terbang, maka mesin apa yang mereka pakai untuk terbang dan tehnologi dari mana yang mereka buat, karena selama ini belum ada ulasan di indonesia yang membahas tentang mesin terbang untuk membuat Crop Circle. Jika ada tunjukan kepada masyarakat agar banyak lagi tenaga kreatif yang bisa membuat sejenis Crop Circle seperti itu.


Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan 5 insinyur aeronautic dan austronautic dari MIT untuk membuat Crop Circle. Syaratnya mereka harus membuat Crop circle yang sedikitnya memiliki 3 ciri, yaitu :

1. Batang gandum yang tidak patah
2. Ada lubang-lubang uap pada batang gandum
3. Adanya partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi Crop circle.

Tim tersebut kemudian membuat sebuah crop circle, lalu berusaha memasukkan 3 karakter diatas. Mereka menggunakan microwave emitter untuk meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Mereka lalu menggunakan flamethrower untuk menyemprot partikel besi. Namun ternyata peralatan tersebut memakan terlalu banyak waktu dan tidak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic untuk menyebarkan partikel besi secara merata.

Dengan seluruh teknologi canggih yang digunakan, para insinyur MIT hanya dapat menghasilkan 2 ciri dengan sempurna. Ciri ketiga, yaitu partikel besi tersebar tidak dengan merata.

Lagipula menurut peneliti Crop circle, para tim tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan peralatan canggih yang jelas diluar jangkauan orang pada umumnya.

Bukan hanya di Inggris, Percobaan mereproduksi Crop circle ternyata pernah dilakukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Y. Ohtsuki

Ia memang berhasil menciptakan karakter asli crop circle yaitu dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Ya, karakteristik yang sederhana-pun membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup rumit.




Uji coba membuat Crop Circle pada malam hari

Pernah suatu hari, para peneliti yang berusaha menciptakan kembali Crop circle dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton hanya untuk memasang penerangan agar mereka dapat bekerja pada malam hari. Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu.

Crop circle asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. mereka hanya muncul dengan tiba-tiba. Jadi sains modern masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini.


Lalu kenapa para Ahli di Indonesia sebegitu gampangnya menyimpulkan bahwa Fenomena Crop Circle Sleman adalah buatan manusia? 

Apakah para Ahli di Indonesia sudah lebih pandai dari Ahli di Inggris dan Jepang misalnya? 

 Ahli jangan OmDo

Mungkin Crop Circle Sleman  memang tidak di buat oleh UFO atau Alien, dan benar di buat manusia, Tetapi sebaiknya para ahli jelaskan tehniknya atau buatlah duplikatnya di indonesia, Tak harus semalam, boleh seminggu, atau sebulan, yang penting ada bukti bahwa ada orang indonesia yang sudah mampu membuat Crop Circle. Biar masyarakat memahami. 

Jadi tidak terkesan, para Ahli cuma OMDO atau Omong Doang, penuh teori tapi tak memiliki tehniknya seperti pemerintah kita ini. 


Baca juga: Sejarah Crop Circle dan karakteristiknya

Silahkan Baca Info Terkait